World Islamic Economic Forum ke-12 Kembali Digelar di Jakarta (Bahasa Indonesia)

2016

May  10th

Jakarta, 10 Mei 2016– Untuk kedua kalinya, Jakarta siap menjadi tuan rumah The 12th World Islamic Economic Forum (WIEF), menyusul keberhasilan forum WIEF di berbagai belahan dunia, termasuk Kuala Lumpur, Islamabad, Kuwait, Astana, Johor Bahru, London, dan Dubai. Tahun ini, forum tersebut akan digelar di Jakarta Convention Centre pada 2-4 Agustus 2016. Sebanyak 2,500 delegasi dan 60 tokoh penting dari lebih dari 100 negara di seluruh dunia diharapkan dapat menghadiri WIEF ke-12 ini.

Tema dari WIEF ke-12 ini adalah “Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan”. Tema WIEF kali ini memiliki visi untuk lebih mengeksplorasi dan mengembangkan peran penting dari kelompok usaha mikro, kecil,dan menengah (UMKM) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara di seluruh dunia. Desentralisasi pertumbuhan dapat dicapai dengan memberdayakan UMKM dengan cara meningkatkan dan memperluas keikut sertaan mereka dalam perekonomian guna mencapai pembangunan ekonomi yang inklusif, mendorong inovasi serta efisiensi yang tinggi. Hal-hal tersebut diharapkan dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi kelompok usaha inidalam menghadapi tantangan bisnis yang terus berkembang.

Ide untuk memberdayakan bisnis dimasa depan yang merupakan inti dari World Islamic Economic Forum ke-12 adalah hal yang sangat penting bagi Indonesia. Hal ini merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi yang paralel dengan komitmen pemerintah untuk mengembangkan perekonomian yang modern, sebagaimana yang terangkum dalam Sembilan Prioritas Agenda Nawa Cita Presiden Joko Widodo.

Sektor keuangan hanyalah salah satu aspek dari ekonomi Islam yang dapat memberikan manfaat besar bagi para pelakunya. Fokus dari WIEF ke-12 dalam Keuangan Islamini ditujukan untuk membuka seluruh potensi Indonesia agar bisa menjadi pemimpin global di sektor ini dalam beberapa tahun mendatang. Beliau yakin bahwa Program ‘Aku Cinta Keuangan Syariah’ dapat menjadi katalis dalam meraih target 15 persen di tahun 2023 dari pangsa keuangan Islam di pasar keuangan nasional secara keseluruhan.

Industri kreatif, wisata Islam,dan pasar makanan halal adalah sektor lain yang dapat memperoleh keuntungan dari ekonomi syariah. Saat ini ekonomi syariah tumbuh begitu cepat dan tidak hanya terbatas di dunia Muslim saja, namun juga dapat dikembangkan melalui  kemitraan dengan masyarakat internasional yang lebih luas.

Suatu kehormatan bagi Indonesia di tahun 2016 menjadi tuan rumah forum ini untuk kedua kalinya, menyusul keberhasilan pertemuan WIEF ke-5 pada 2009 di Jakarta. Fokus WIEF ke-12, sebagaimana dalam forum-forum sebelumnya, adalahterus berusaha mempromosikan bisnis dan kerja sama ekonomi sebagai dasar untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dunia.”

Beberapa isu pokok yang akan dibahas pada WIEF ke-12ini adalah penerbitan sukuk untuk pembiayaan infrastruktur, pengintegrasian produk halal dan keuangan syariah, pengembangan industri makanan halal secara global, pengembangan industri fashion islami secara global, peningkatan akses pendanaan bagi UMKM, pengintegrasian UMKM kedalam dunia digital economy, pengembangan crowd funding platform, percepatan inovasi yang dilakukan melalui startups dan perusahaan besar, dan penanaman budaya desain pemikiran (design-thinking) untuk bisnis.

Indonesia adalah negara ideal yang cocok dengan tema WIEF tahun ini,  yaitu ‘Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan’. Indonesia adalah pasar berkembang dengan fundamental ekonomi yang kuat dan memiliki sejumlah besar UMKM yang memiliki potensi untuk go international sekaligus membuka lebih banyak kesempatan bagi bangsa serta komunitas bisnis global.

Selain itu, Indonesia merupakan pasar yang kuat di kawasan ASEAN dan juga merupakan mesin penting dalam pertumbuhan ekonomi global. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia sangat potensial untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah yang terus berkembang pesat.

Dikelola oleh WIEF Foundation dan diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan, bekerja sama dengan Sekretariat Negara dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, WIEF ke-12 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi Indonesia dan negara-negara lain. Acara ini juga diharapkan dapat menyediakan sarana yang ideal bagi para pemimpin dunia, pelaku bisnis, akademisi, figure publik,dan pakar bisnis agar dapat bertukar pandangan dan pengalaman serta memberikan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan dan peluang di seputar dunia usaha, serta bagaimana hal-hal tersebut dapat membentuk peta bisnis  secara global.

Forum tahun ini akan melanjutkan untuk terus menjembatani sektor bisnis melalui penyediaan berbagai platform bagi delegasi/peserta yang ingin terlibat dengan kolaborasi bisnis antara pelaku bisnis dan investor, serta untuk negara-negara yang berminat untuk menampilkan peluang dagangdan memperluas jangkauan bisnisnya. Platform bisnis yang tersedia dalam acara ini antara lain Complementary Programmes, Masterclasses,  Pameran, IdeaPad, Bursa Bisnis, 12th WIEF Linked Up, dan Business Networking Breakfast (BNB).

Para delegasi forum juga dapat mengikuti Marketplace of Creative Arts(MOCAfest) yang akan diselenggarakan dari 3 hingga 4 Agustus 2016. MOCAfest diselenggarakan dengan tujuan untuk menjembatani hubungan dinamis antara sektor bisnis dan seni. MOCAfest tahun ini berfokus pada ekspresi artistik kreatif dari beragam budaya dinamis yang dimiliki oleh berbagai komunitas budaya di Indonesia. Acara ini mengangkat konsep ‘Persatuan dalam Keberagaman’ yang terkemas dalam semboyan resmi Indonesia yakni “Bhinneka Tunggal Ika” yang diharapkan dapat mempromosikan semangat perdamaian dan kemakmuran diseluruh dunia.

 

Untuk pertanyaan media, silakan menghubungi:

·       Wai Fai Lo waifai@wief.org atau +6012 209 0068

·       Fannie Waldhani fannie.waldhani@edelman.com atau +62 21 7215 9000